Self-Correction, Sebuah Tindakan Perbaikan Demi Hubungan yang Lebih Harmonis

Lahir sebagai makhluk individu, manusia juga mempunyai kedudukan sebagai makhluk sosial, di mana setiap harinya tak lepas dari interaksi dengan sesama. Hal ini membuat manusia membentuk wadah untuk menjalin hubungan, misalnya seperti keluarga, pertemanan, perserikatan, dll.

Sayangnya, meskipun hidup sebagai makhluk sosial, hubungan tersebut tak jarang diterpa oleh masalah. Salah satu penyebabnya yaitu adanya rasa kekecewaan satu pihak terhadap pihak yang lain.

seff
Social Problem (sumber: http://www.understood.org)

Pernah ga Anda merasa mengapa orang terdekat tidak seperti yang Anda harapkan? Mungkin dia melakukan hal yang tidak Anda kehendaki atau tidak melakukan hal yang Anda kehendaki.

Kebanyakan dari kita lebih suka mempermasalahkan atau mengoreksi orang lain: “Kenapa dia harus begini, kenapa tidak begitu? Kenapa dia tidak bisa seperti si Ini, kenapa harus seperti Itu?”

Kita ingin orang lain seperti gambar keinginan dari kita sehingga suka melakukan tindak koreksi terhadap mereka.

Contohnya: Seorang wanita mempunyai standar impian terhadap sang pujaan hati. Namun, ketika sang pujaan hati tidak bisa seperti yang ia harapkan, maka yang terjadi munculnya keluhan demi keluhan, perselisihan, rasa kesal, dan tentunya merusak keharmonisan hubungan mereka.

Selain itu, mengoreksi orang lain lewat komentar pedas dan pahit turut merusak kehidupan sosial pula. Nyinyir, julid, dan suka menyalahkan orang lain, itulah yang menggambarkan kehidupan saat ini.

Contohnya: Ketika seseorang tetangga membeli mobil baru, maka iri hati menyebabkan nyinyir dan menyalahkan orang lain.

“Si Anu, baru beli mobil aja udah sok banget. Itu pun paling duit korupsi juga dibanggain,” nyinyir tetangga ala FTV.

Tanpa disadari, semakin kita sibuk mengoreksi dan mengomentari orang lain semakin merusak hubungan dengan mereka, bahkan ikut merusak ketenangan hati masing-masing pula.

Yang menjadi pokok koreksi terpenting seharusnya adalah :

Apakah kita sendiri sudah benar?

Apakah diri kita sudah seperti gambaran yang orang lain inginkan pula?

Apakah kita sudah mengoreksi diri dahulu?

selfco
Mulai cek satu per satu kesalahan yang anda lakukan (Sumber: macsstuff.net)

 

Mulailah dari Diri Sendiri Terlebih Dahulu

Ketika hubunganmu dengan relasi atau pasangan kurang baik, jangan langsung menyalahkan pihak kedua ataupun pihak ketiga.

“Kenapa akhir-akhir ini dia berubah? Kenapa dia ga seperti suami/istri/anak/ teman sebelah? Kenapa sering ditinggal? Kenapa mulai muncul bau-bau orang ketiga, dll”

Kita sering menutup sebelah mata seolah semua masalah muncul karena sikap dan kesalahan orang lain.

selfko
Intropeksi diri dahulu lalu komunikasikan dengan baik (sumber: lifestyle.okezon.com)

 

Rasa tidak suka, tidak puas, serta menuntut sebelah pihak sesuai dengan gambaran yang diharapkan tentu tidak akan menghasilkan sebuah hubungan yang harmonis, baik itu dengan keluarga, saudara, teman, rekan kerja, maupun pasangan. Apalagi kalau kedua belah pihak saling menuntut keinginan masing-masing.

Coba intropeksi diri dahulu: Apa penyebab renggangnya hubungan tersebut? Apa maunya dia? Apa yang seharusnya kamu lakukan dan perbaiki dahulu? Bukan malah mengeluh dan menyalah-nyalahkan saja

Setelah itu lakukan self-evaluation, mulai dengan tindakan perubahan yang diikuti dengan komunikasi yang baik antar kedua belah pihak. Anda bisa coba dengan menurunkan ego masing-masing agar saling tahu apa yang keduanya inginkan.

Hanya menyalahkan atau mengharapkan satu pihak akan merugikan kedua-duanya. Tidak mau mendengarkan salah satu pihak (walau sudah dikomunikasikan dengan baik) pun tidak akan mencapai tujuan bersama.

shutterstock_164887829
Coba mengalah, bukankah hubungan harmonis seperti ini yang kamu idamkan? (Sumber: hellosehat.com)

Cobalah untuk memulai koreksi diri sendiri terlebih dahulu, sebelum mengharapkan orang lain berlaku sama dengan yang kita inginkan. Tentu setiap orang ingin kehidupan berelasi yang lebih harmonis bukan?

 

Pesan: Untuk pertanyaan, pernyataan, komentar, saran silahkan tinggalkan di kolom komentar 🙂  Jika berkenan.. Like or share juga di press button yang tersedia, lebih tepat daripada membudayakan copy-paste 🙂 Share ke orang terdekat yang kamu kasihi.

 

Penulis : Yesi Tania Afrianti

 

Penulis     :  Yesi Tania Afrianti

 

 

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.

Atas ↑